Dongeng Nenek Sihir Yang Jahat
Kali pertama berada di permukaan laut
Ketika sudah diizinkan oleh raja laut, Ariel pun bersama teman ikannya berenang menuju permukaan. Saat pertama kali muncul ke permukaan laut, ia melihat sebuah kapal besar yang sedang berlabuh di tengah-tengah laut.
"Lihat ikan, ada sebuah kapal besar di sana. Ayo kita mendekat!" ujar Putri Duyung kepada teman kecilnya itu.
Kedua makhluk laut itu langsung berenang mendekati kapal. Namun, Ariel memilih untuk bersembunyi pada karang-karang besar yang ada di sekitar kapal.
Betapa terkejutnya Ariel saat mendengar suara iringan musik dari dalam kapal, serta para pelaut yang sedang menari di atasnya. Ia kembali berkata kepada ikan, "Sepertinya di kapal sedang ada pesta. Mereka terdengar bahagia sekali."
Saat tengah memerhatikan para pelaut yang sedang berpesta, Ariel kemudian melihat seorang pemuda tampan yang berjalan ke arah luar geladak kapal. Ariel dibuat penasaran dan semakin mendekat.
"Tampan sekali, dia pasti seorang pangeran," ucap Ariel.
Melihat bagaimana pemuda itu berhasil mengalihkan perhatiannya, Ariel pun berbicara kepada ikan bahwa ia sangat berharap bisa memiliki dua kaki seperti manusia. Sehingga dirinya dapat bertemu langsung dengan pemuda itu.
Namun, tiba-tiba sebuah ombak besar datang dan disusul dengan hujan badai. Lamunan Putri Duyung langsung dibuyarkan karena melihat kapal tadi ikut terombang-ambing di lautan.
"Ayo kita mendekat dan bantu para pelaut di sana," ujar Ariel dan langsung berenang mendekati kapal.
Ariel melihat bagaimana pemuda tadi berusaha menolong teman-temannya di atas kapal. Namun sayang, pemuda itu justru ikut terlempar dan jatuh ke lautan.
Ariel yang mengetahui bahwa manusia tidak bisa hidup di bawah air sepertinya, langsung menyelam dan menghampiri pemuda tersebut. Ia berusaha untuk menarik badan pemuda itu sampai ke tepi pantai.
Cerita Dongeng Putri Duyung dan Kutukan Sihir Jahat
Cerita Putri Duyung dan keluarganya
Diceritakan di dasar laut yang sangat luas dan dalam, terdapat sebuah istana besar yang berisikan seorang raja laut dengan ibu dan keenam anaknya. Kerajaan di bawah laut sana terbilang sangat indah karena terbuat dari dari batu koral biru, yang dilengkapi atap cangkang yang bisa dibuka dan ditutup.
Dari keenam orang anak raja, empat di antaranya adalah perempuan, dan dua lainnya laki-laki. Putri kecil raja bernama Ariel. Ia dikenal sebagai anak paling aktif di antara kelima kakaknya.
Ia menghabiskan waktu kecilnya untuk bermain di dekat kapal-kapal karam yang terjatuh ke dasar laut. Tak sendirian, Ariel selalu ditemani oleh seekor ikan yang senantiasa mendampinginya.
Selama menghabiskan waktunya di kapal-kapal karam yang ada di sekitar kerajaan, Ariel sangat sering bernyanyi sembari mencari harta karun yang ia temukan di sekitar kapal. Semua penghuni di dasar laut pun tahu, Ariel memiliki suara yang paling indah selauatan.
Di usianya yang mulai beranjak remaja, Ariel pun mulai meminta izin kepada raja untuk bisa berenang menuju permukaan. Sebelumnya, raja memberikan aturan kepada keenam anaknya untuk tidak berenang ke permukaan sebelum mereka genap berusia 15 tahun.
Di hari ulang tahunnya, Ariel pun meminta izin kepada sang ayah bahwa dia ingin melihat dasar laut dengan mata kepalanya sendiri.
"Ayah, sekarang usiaku sudah genap 15 tahun. Apakah aku diperkenankan untuk berenang ke permukaan seperti kakak-kakak lainnya?" tanya Putri Duyung itu kepada ayahnya.
Sebagai anak bungsu, raja sempat ragu dan khawatir akan keselamatan putrinya, namun ia tetap menyetujui karena hal ini sudah menjadi aturan yang ia buat kepada keenam anaknya.
"Kau boleh pergi ke permukaan, Ariel. Namun kau harus tetap berhati-hati dan segera kembali ke istana," ujar raja laut yang langsung dihadiahi pelukan hangat oleh putrinya.
Cobaan Putri Duyung menemui pemudanya
Setelah dirinya tersadarkan, Ariel kemudian dipertemukan dengan pemuda yang selama ini begitu dirindukannya. Tanpa ia ketahui, rupanya benar saja bahwa pemuda itu adalah seorang raja yang tinggal di sebuah istana megah.
"Kau baik-baik saja?" tanya pangeran menolong Ariel.
Ariel pun mulai ditolong oleh pangeran dan diajak berkunjung ke istana. Sebelumnya, pangeran juga menceritakan bagaimana kejadian-kejadian yang menimpanya, termasuk kejadian yang menyelamatkannya dari badai laut beberapa tahun lalu.
Hubungan keduanya semakin dekat satu sama lain. Putri Duyung yang kini sudah memiliki kaki itu berpikir bahwa dirinya memiliki harapan untuk bisa menikahi pujaan hatinya.
Namun suatu ketika, raja atau ayah dari pangeran meminta putranya itu untuk memilih calon pasangan hidupnya yang merupakan putri dari kerajaan lain. Mengetahui hal itu, hati keduanya pun hancur karena mengetahui bahwa mereka tidak bisa bersama.
Tanpa diketahui Ariel, rupanya suara merdu miliknya yang ditukar dengan kaki itu sudah dipindahkan penyihir laut ke perempuan yang dijodohkan dengan pangeran. Mendengar lantunan indah seorang putri, pangeran dibuat terkesima dan setuju akan perjodohan tersebut.
Dengan hati yang hancur, Ariel kembali ke laut dan memberi tahu kakak-kakaknya. Kemudian, kakak dari Putri Duyung memberitahu sang raja. Namun sayangnya, Putri Duyung keburu disekap oleh penyihir laut yang sangat menginginkan tongkat sakti raja laut.
"Akan ku berikan tongkat ini, asalkan kau lepaskan putriku!" ujar raja laut.
Putri Duyung pun selamat, dan penyihir berubah menjadi monster yang datang ke pernikahan pangeran dengan berbuat kekacauan. Mengetahui hal itu, Ariel kembali ke kerajaan pangeran untuk menyelamatkan pangeran dari ancaman monster tersebut.
Namun sayangnya, Ariel justru terperangkap tentakel milik monster. Pergi tanpa tangan kosong, rupanya Ariel sempat membawa sebuah pisau dan menusukkan benda tajam itu ke bagian dada monster.
Melihat Putri Duyung terperangkap, pangeran juga berusaha menolong dengan menembakkan anak panah ke arah monster. Panahan tersebut tepat sasaran dan membuat monster itu kembali berubah menjadi penyihir yang terkalahkan.
Kekalahan penyihir laut membawa suara merdu Putri Duyung kembali kepada pemilik aslinya. Mengetahui itu, Ariel pun senang dan mulai bernyanyi kembali.
"Ah, aku sangat merindukan suaraku ini!" ujar Ariel setelah menyanyikan sebuah lagu.
Mendengar lantunan lagu yang dibawakan Ariel, sang pangeran dibuat teringat akan sesuatu. Ia kembali mengenang suara perempuan yang sempat menolongnya saat tragedi kapal karam beberapa tahun lalu.
Namun di sisi lain, putri yang akan dijodohkan pangeran tak terima dan berusaha menyerang Ariel. Riba-tiba ayah dari Ariel yakni raja laut kembali mendapatkan tongkatnya dan membantu melawan putrinya.
"Sekarang aku tahu bahwa kamu yang sudah menyelamatkanku saat kapalku karam dulu. Maukah kamu menikah denganku?" tanya pangeran yang langsung dijawab 'iya' oleh Ariel.
Keduanya pun hidup bahagia sebagai sepasang suami istri di kerajaan milik pangeran.
Berikut tadi cerita dongeng putri duyung yang Mama bisa bacakan kepada anak.
Belanja di App banyak untungnya:
Putri Duyung menolong seorang pemuda
Setelah membawanya ke tepi pantai, Ariel nampak kebingungan karena pemuda itu tak kunjung sadarkan diri dan membuka matang.
Sembari merenung di atas karang, ia bertanya dalam hati, "Apakah dia sudah mati?"
Beberapa saat kemudian, Ariel pun menyanyikan sebuah lagu sedih yang tanpa sadar membuat pemuda itu mulai bergerak dan membuka matanya. Putri Duyung pun menghentikan lantunan lagunya dan mendekat ke arah pemuda itu.
"Oh akhirnya kau sadar! Apa kau baik-baik saja?" tanya Ariel sembari menyentuh dahi pemuda di hadapannya itu.
Belum sempat dijawab pertanyaannya, Ariel mulai mendengar suara beberapa perempuan di sekitar pantai. Ia pun langsung cepat-cepat kembali menyelam agar identitasnya sebagai seekor putri duyung tak terbongkar oleh manusia.
Sejak saat itu, Putri Duyung pun tak pernah bertemu dengan pemuda yang bahkan belum sempat ia tanya siapa namanya. Ia kembali ke istana dengan raut wajah muram.
Sampai bertahun-tahun berlalu, Ariel kembali mengingat sosok pemuda yang sudah ditolongnya di permukaan laut. Ia kemudian bercerita kepada sang nenek dan mengaku sangat ingin bertemu dengan pemuda itu.
"Cucu kecilku, kamu tentu tahu bahwa kita ini tidak mungkin berjalan dengan dua kaki seperti manusia. Satu-satunya yang bisa melakukan hanyalah penyihir laut, namun itu semua terlalu berbahaya untukmu," kata sang nenek kepada Ariel.
Berusaha menemui penyihir
Meski sudah diberi nasihat oleh neneknya, namun si bungsu dari keluarga kerajaan laut itu tidak mengindahkannya. Ia justru memilih untuk pergi ke laut yang jauh demi bertemu dengan penyihir laut yang dimaksudkan sang nenek.
Sesampainya bertemu penyihir, Putri Duyung pun menjelaskan maksud dan tujuannya untuk bisa bertemu dengan pemuda yang ia tolong beberapa tahun lalu.
"Aku sangat ingin kembali ke permukaan dan bertemu dengan pemuda yang ku selamatkan itu. Namun, aku sendiri tidak tahu identitasnya. Bisa kau membantuku?" tanya Ariel kepada penyihir laut .
Penyihir itu tanpa berpikir panjang langsung menyanggupi permintaan Putri Duyung, ia pun memberikan ramuan untuk memberikan dua kaki kepadanya namun dengan sebuah syarat.
"Kau harus membuang suara merdumu untuk menukarkannya dengan dua kaki seperti manusia. Apakah kau bersedia?" tanya penyihir memastikan.
"Baiklah aku bersedia. Ada syarat lainnya?" tanya Putri Duyung.
"Ya, kau harus menikah dengannya jika ingin tetap hidup. Jika pemuda itu menikah dengan orang lain, kau akan mati di hari berikutnya dan suaramu akan tetap bersamaku selamanya," sambung penyihir menjelaskan.
Meski sempat ragu, Ariel pun akhirnya menyetujui persyaratan yang telah diberikan. Ia kemudian meminum ramuan yang telah dibuatkan penyihir. Setelahnya ia langsung pingsan dan terbangun di daratan bersama dengan dua kaki selayaknya manusia.
- Jadilah perhatian dan menghormati sesama pemberi komentar - ini adalah forum publik.
- Gunakan gaya penulisan standar dan tanda baca untuk membantu orang lain memahami Anda.
- Jangan posting senonoh, kata-kata kotor, bahasa kasar, atau meragukan.
- Komentar tidak melecehkan, menyalahgunakan, atau mengancam keselamatan pribadi orang atau properti, membuat pernyataan palsu, memfitnah, atau meniru orang lain.
- Jangan posting nomor telepon, email atau surat alamat, atau informasi kartu kredit. (Hal ini membantu melindungi Anda dan info pribadi orang lain).
- Jangan copy dan posting materi lain, merek dagang, atau hak milik intelektual - itu ilegal, termasuk memotong dan menyisipkan konten dari situs-situs lain (komentar harus pikiran asli Anda sendiri).
- Posting HTML, virus, atau kode berbahaya lainnya adalah pelanggaran terhadap Persyaratan Layanan myedisi.
Dongeng Anak: Melia dan Nenek Sihir
Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Melia dan Nenek Sihir.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Si Topi Terbang
Melia adalah anak yang sombong. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Kini ia tinggal berdua dengan ibunya yang menjual kayu bakar. Ibu Melia sangat menyayangi Melia.
Setiap pagi, Melia pergi ke pasar. Jika melihat benda yang ia sukai, Melia sering mencuri. Lalu dengan bangga, ia memamerkan benda itu kepada temantemannya. Teman-teman Melia tak tahu kalau semua benda milik Melia yang dipamerkan itu sebenarnya bukan miliknya. Ibunya pun tak pemah tahu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Sapu Terbang Jenny
Hal yang paling ditakuti ibu Melia adalah jika Melia bermain di hutan. Sebab, di hutan itu tinggal seorang nenek sihir yang sangat sakti. Tidak ada anak yang berani masuk ke hutan itu.
Pada suatu hari, Melia tidak mengikuti nasihat ibunya. Ia masuk ke hutan dan bermain sendirian di situ.Tibatiba Melia melihat sebuah gubuk kecil. Sepertinya kosong dan tidak terawat. Melia pun masuk ke dalamnya. Di situ banyak terdapat guci-guci kecil yang sangat indah. Keinginannya untuk mengambil pun muncul. Segera Melia mengambil tiga guci yang bagus-bagus. Akan tetapi, ketika ia akan keluar, jalannya ditutup oleh seorang nenek tua.
Baca Juga: Ada Banyak Rasi Bintang di Langit, Bagaimana Cara Menemukannya, ya? #AkuBacaAkuTahu
"He he he... mau ke mana kamu anak kecil?! He he he..." suara nenek itu sangat parau. Melia sangat ketakutan. "Kau mengambil apa, anak manis?!" suara nenek itu semakin membuat Melia ketakutan. Melia tahu kalau perbuatannya sudah diketahui nenek sihir itu. Maka ia pun mengaku, "Aku... aku mengambil gu... ci... kecil ini..." dengan gemetar Melia mengeluarkan guci yang tadi dicurinya. "Sekarang... bolehkan saya per... pergi... Nek..." suara Melia agak tenang. Ia merasa nenek itu akan mengizinkan pulang.
"He he he... kau telah mencuri guci-guci emasku. Maka kau tidak boleh pulang! Kau harus tinggal di sini bersamaku he he he..." kata nenek sihir.
Baca Juga: WhatsApp di Android Sudah Bisa Fingerprint Lock, Ini Caranya
"Jangan, Nek... Aku mau pulang... huuuu..." Melia menangis memohon.
'Tidak! Kau anak nakal, yang tidak mematuhi perintah ibumu! Kau akan kusihir menjadi guci kecil juga! He he he..." lanjut si nenek sihir sambil mengangkat kedua tangannya.
"Jangaaan...!" teriak Melia. Namun, BLAARRR ... Melia menjadi sebuah guci kecil. Namun guci itu masih bisa bersuara.
Baca Juga: Jangan Lakukan 6 Hal Ini di Pesawat, Bisa Mengganggu Kenyamanan Penumpang Lain
"Neek... kasihan ibuku. Ia hanya tinggal sendirian..." mohon Melia.
Nenek sihir itu akhirnya iba. Rupanya Melia sudah betul-betul jera. Maka nenek sihir itu segera menyihir Melia kembali ke wujud semula.
Melia sangat berterima kasih kepada si nenek. Melia pun berjanji akan mematuhi perintah ibunya, dan tidak mencuri lagi.
Cerita oleh: Devitha Angesti Tyasasih
Baca Juga: Seekor Anjing Chihuahua Setia Menemani Pemilknya Bernyanyi dan Bermain Gitar
Tonton video ini, yuk!
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera
Dongeng Anak: Nenek Sihir dan Tukang Roti
Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Nenek Sihir dan Tukang Roti.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
---------------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Selimut Kunang-Kunang
Pada tahun 1655 di Amerika, tinggal seorang tukang roti bernama Pak Baas dengan istrinya. Roti buatan Pak Baas sangat enak. Sampai-sampai penduduk seberang sungai pun tahu. Hari itu menjelang Tahun Baru. Pak Baas akan membuat roti tahun baru yang lezat untuk dijual.
Seperti biasa, banyak orang berdatangan untuk membeli kue. Tak terasa hari sudah menjelang sore. Pak Baas pun segera menutup tokonya. Namun kemudian datang seorang nenek penyihir berpakaian aneh. Nenek itu berkata,
"Mmm..., permisi... Saya ingin beli kue tahun baru satu lusin " Pak Baas segera mengambilkan kue untuk nenek penyihir itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Cecil si Naga Pemalas
"Ini, Nek, kuenya," kata Pak Baas. Namun si nenek menggerutu,
"Saya kan minta satu lusin. Ini cuma dua belas kue. Saya minta satu lagi."
Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau satu lusin itu berjumlah 12 kue. Akan tetapi si nenek penyihir meminta satu kue lagi. Pak Baas jadi jengkel,
Baca Juga: Berjalan Lurus Sulit Dilakukan dengan Mata Tertutup, Apa Sebabnya, ya? #AkuBacaAkuTahu
"Pergilah dari sini! Mintalah kue pada hantu-hantu jahat di luar sana!" usir Pak Baas. Si nenek penyihir merasa marah dan sedih karena tidak mendapat kue tahun baru. Ia pun pergi meninggalkan toko.
Ah... Pak Baas kesal sekali hari ini. Setibanya di rumah ia menceritakan kejadian di took pada istrinya. Ibu Baas hanya tersenyum. Dengan sabar ia berkata, "Sudahlah Pak. Bagaimana kalau tahun baru ini kita sediakan kue lebih untuk para pembeli." Pak Baas cemberut mendengar perkataan istrinya.
"Enak saja. Nanti kita rugi. Pokoknya tidak ada kue lebih untuk mereka!" Wah, pelit sekali Pak Baas!
Baca Juga: Bebek-Bebek Ini Bekerja Menjadi Pembasmi Hama di Kebun Anggur
Esoknya Pak Baas kembali membuat kue dan membuka tokonya. Akan tetapi terjadi hal-hal aneh. Tiba-tiba saja uang Pak Baas dari penjualan kuenya hilang. Tempat memanggang kuenya meledak. Peralatan membuat kuenya juga rusak. Kejadian itu berulang terus sampai akhimya toko kue Pak Baas menjadi rugi. Pak Baas kebingungan. Kemudian ia mengingat-ingat, apakah ia pernah berbuat sesuatu yang membuatnya tertimpa sial.
"Aaaaa.. .jangan-jangan karena perkataanku pada si nenek. Apakah dia itu penyihir?" Tiba-tiba saja terdengar suara tawa halus di dekat Pak Baas.
Baca Juga: Bikin Terharu, Kucing Ini Jadi Ibu Asuh Anak Anjing yang Baru Kehilangan Ibunya
"Hi...hi itulah hukuman dari kami, hantu-hantu Tahun Baru. Akibat kau berlaku tidak baik pada perayaan tahun baru. Sekarang kau harus minta maaf pada penyihir malang itu."
Setelah suara itu menghilang, ternyata si nenek sihir sudah berada di hadapan Pak baas.
Dengan muka cemberut ia berkata, "Aku mau membeli kue tahun baru satu lusin."
Kali ini Pak Baas bergegas mengambilkan 13 kue tahun baru dan berkata,
Baca Juga: Keren, Vending Machine di Jepang Otomatis Mengeluarkan Air Bersih saat Terjadi Bencana
"Nah, ini Nek satu lusin kue tahun baru. Dan maafkan saya, Nek...." Si Nenek mengambil kue sambil tersenyum. Lalu ia berkata pelan,
"Kutukan ku sekarang sudah berakhir... Sekarang berjanjilah padaku, untuk seterusnya satu lusin kue itu akan tetap berjumlah 13!"
Baca Juga: Agar Tidak Mencair, Gletser Es di Swiss Dibungkus dengan Selimut Putih
Pak Baas mengangguk. Sebelum pulang, nenek itu berkata,
"Ingatlah, suatu saat nanti, angka 13 akan menjadi keramat dan menyebar ke seluruh dunia. Dan semua orang akan mengingat aku....hihhi..."
Dan memang sampai sekarang angka 13 sering dianggap keramat oleh orangorang di seluruh dunia.
Diceritakan kembali oleh: Sarah
Baca Juga: Meski Cantik, Fenomena Topi Awan di Gunung Ini Berbahaya
Tonton video ini, yuk!
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera
“Jangan nakal, nanti diculik nenek sihir!” ucap seorang ibu pada anaknya.
Di mata anak-anak, Nenek Sihir adalah momok yang sangat menakutkan. Dalam benak mereka, wanita ini digambarkan sebagai sosok jahat yang buruk rupa, penuh kerutan, matanya melotot, hidungnya panjang nan besar, kulitnya berkutil, sifatnya jahat, dan sering tertawa melengking.
Sosok Nenek Sihir sering menjadi salah satu tokoh dalam berbagai film, terutama dalam film-film Disney Princess. Sebut saja ibu tiri Snow White dalam film Snow White and the Seven Dwarf (1937). Ia merupakan Ratu yang digambarkan sebagai tokoh jahat dan menguasai ilmu sihir yang kemudian digunakan untuk mencelakakan sang anak tiri.
Dalam cerita Disney Princess, sosok jahat kebanyakan digambarkan sebagai seorang wanita. Selain ibu tiri Snow White, misalnya ada sosok ibu tiri Cinderella beserta dua orang anak perempuannya (1950), wanita jahat yang mengutuk sosok Beast dalam film Beauty and The Beast (1991), Maleficent dalam film Sleeping Beauty (1959), penculik Rapunzel dalam film Tangled (2010), dan sebagainya.
Tokoh-tokoh tersebut seluruhnya adalah wanita yang digambarkan sebagai sosok mengerikan, dan dijadikan objek yang dibenci oleh para penonton. Keberadaan tokoh antagonis wanita tersebut merupakan gambaran dikotomi sifat dan peran perempuan di dalam berbagai kisah Disney Princess.
Citra buruk para penyihir tersebut merupakan kebalikan dari citra ‘perempuan baik-baik’ dalam budaya patriarki yang diwakili oleh sosok para putri, yakni sosok wanita muda nan ‘cantik’ yang dilengkapi dengan sifat lemah-lembut, penurut, penakut, senang melakukan pekerjaan domestik, dan memiliki sifat bergantung pada pria.
Tengok saja Snow White yang bersifat pemalu dan tidak berdaya. Ia tidak pernah berusaha membela diri ketika merasa tertindas, dan hanya berharap untuk ditemukan dan diselamatkan oleh seorang pangeran yang digambarkan sebagai sosok superior, yakni berkuasa dan mampu mengubah keadaan.
Secara umum, dalam kisah Putri Salju, Cinderella, dan Sleeping Beauty terdapat kesamaan, bahwa perempuan yang dianggap ‘baik’ digambarkan lemah, selalu takut pada tokoh antagonis, dan untuk mencapai kebebasan, mereka tidak melakukan apa pun kecuali berangan-angan untuk diselamatkan oleh kaum pria.
Para putri dalam film Disney pun digambarkan sebagai sosok gadis yang hidup terisolasi dan terpenjara dalam rumah mereka sendiri. Bahkan, dalam film Seeping Beauty dan Snow White, pangeran sebagai orang asing mencium sang putri tanpa persetujuan karena sang putri sedang tertidur.
Hal tersebut merupakan cerminan budaya patriarki, di mana perempuan senantiasa dididik untuk tunduk dan dibatasi oleh kondisi yang ditetapkan keluarga atau masyarakat, bahkan mewajarkan tindakan semena-mena kaum laki-laki.
Selain putri, ada pula sosok wanita dengan citra ‘perempuan baik-baik’ lainnya, yakni tokoh ibu kandung yang digambarkan sebagai seorang istri yang tuduk (melakukan apa saja) pada suami, hanya duduk di sebelah raja.
Sosok ibu tersebut tidak memegang peran penting, jarang diceritakan dalam film. Dalam Pocahontas, dan Frozen, ibu dari tokoh utama diceritakan telah meninggal, bahkan dalam beberapa film Beauty and The Beast, The Little Mermaid, dan Alladdin, sosok tersebut benar-benar tidak diceritakan.
Kemudian, dalam beberapa film, seperti dalam film Pocahontas dan Mulan, terdapat perempuan tua yakni nenek yang digambarkan sebagai sosok wanita yang bijaksana, memiliki pengetahuan luas tentang mitos, legenda, unsur supranatural dan memiliki koneksi dengan para leluhurnya, namun terpinggirkan. Apakah wanita bijak dan pintar adalah sosok terpinggirkan?
Film adalah media massa yang populer dan sering dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga baik secara langsung ataupun tidak, film menjadi salah satu media yang memengaruhi bahkan membentuk pola pikir masyarakat.
Maka dari itu, Stereotip ‘perempuan baik-baik’ yang terus dilanggengkan melalui film Disney, secara langsung ataupun tidak, turut melanggengkan budaya patriarki. Masyarakat akan beranggapan bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang memiliki sifat dan sikap seperti para putri Disney, dan ‘citra baik’ tersebut akan mengantarkannya pada kebahagiaan seperti para putri yang kemudian diselamatkan dan dinikahi para pangeran tampan di akhir cerita.
Penggambaran tokoh penyihir pun akan menimbulkan kebencian yang sangat dalam (misogyny) terhadap para perempuan yang memiliki sifat-sifat kebalikan dari para putri. Para tokoh antagonis biasanya digambarkan sebagai sosok yang tangkas, pemberani, kuat, cerdas, memiliki inisiatif yang tinggi, merasa bebas, dan tidak bergantung pada lelaki, bahkan biasanya digambarkan tidak memiliki pasangan (melajang).
Dengan demikian, sifat dan sikap seperti itu sangat memungkinkan dianggap sebagai hal yang tidak patut dimiliki oleh seorang wanita.
Keberadaan putri dan penyihir seolah membagi segala hal ibarat dua sisi mata uang yang berlawanan, atau hanya hitam dan putih. Jika dualitas tersebut terus dilanggengkan, para wanita hanya memiliki dua pilihan, yakni bersikap pasif lalu mendapatkan citra ‘baik-baik’, atau aktif namun dicap sebagai wanita tidak baik.
Bunga Dessri Nur Ghaliyah
Artikel ini telah diterbitkan di https://www.qureta.com/post/dikotomi-citra-perempuan-antara-nenek-sihir-dan-putri pada 23/08/2020
#Filmdisneyprincesspatriarki #Perempuanhebatdianggapjahat #Neneksihir #Kesetaraangenderlewat film
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membacakan dongeng pada anak tak hanya bisa meningkatkan bonding antara orangtua dan anak, tetapi juga menjadi kegiatan seru yang memiliki banyak manfaat untuk si Kecil.
Dongeng sendiri terdiri dari berbagai pilihan, seperti dongeng nusantara, dongeng fabel, hingga dongeng kerjaaan. Salah satu dongeng yang bisa Mama dan Papa bacakan pada si Kecil adalah dongeng tentang seekor Putri Duyung.
Sebagai informasi, dongeng berjudul The Little Mermaid atau Putri Duyung ini pertama kali ditulis oleh Hans Christian Andersen tahun 1837. Semakin populer, cerita dongeng putri duyung ini pun diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 1989.
Nah, bagi Mama yang ingin membacakan dongeng ini kepada si Kecil, berikut Popmama.com rangkumkan dongeng anak: Putri Duyung dalam artikel di bawah ini.